Seperti undur-undur. ltulah keistimewaan Jakarta, ikon ibukota. Pukul sembilan malam, Hairunisa baru tiba dirumah. Sehari sebelumnya, Hairunisa menghadiri acara pelantikan ibunya, Ningrum Sarjana Hukum sebagai Hakim Tinggi, di sebuah ibukota propinsi di Sulawesi. Ia menyaksikan ibunya dilantik diatas kursi roda dengan perasaan haru yang mendalam. Berusaha untuk tidak menangis. Tetapi ketika teringat almarhum ayahnya, Insinyur Ramabrata, mantan pejabat eselon satu disebuah Departemen, yang selama ini selalu berdua menyaksikan ibunya dilantik ketika pertama kali diangkat sebagai hakim, lalu ketika menjadi Ketua Pengadilan Negeri disebuah Kabupaten di Sumatera, airmatanya tak terbendung lagi. Insinyur Ramabrata, adalah ayah dan sekaligus ibu yang bijak, sabar dan penuh keledanan bagi Hairunisa. Sejak kecil hingga dewasa ia diasuh, dididik dan dijaga oleh ayahnya, karena selama hampir tiga puluh tahun menjadi hakim, ibunya selalu berpindah pindah tugas diluar Jawa, hidup sendiri, terpisah ribuan kilometer dan mereka.
Tiga bulan yang lalu, Insinyur Ramabrata mendadak mneninggal dunia,akibat serangan jantung. Tepat seminggu setelah ibunya menerima surat keputusan pengangkatannya sebagai Hakim Tinggi di Sulawesi. Hairunisa berusaha sekuat tenaga untuk tabah menerima musibah yang datang seolah beruntun...